KEINDAHAN ekosistem bawah laut Pulau Biawak mampu membius para wisatawan yang datang ke pulau ini, khususnya mereka yang gemar menyelam (diving). Selain keindahan bawah laut, panorama alam pulau ini tak luput menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung. Airnya yang bening membuat pengunjung ingin cepat-cepat menyentuh untuk sekedar berenang atau snorkeling.
Pulau dengan luas 742 Hektar ini dikelilingi hutan bakau yang lebat. Pengunjung bisa berkeliling sambil menyaksikan Biawak yang hidup dengan bebas. Ratusan Biawak dengan panjang antara 20 cm hingga 1,5 meter hidup berkeliaran dan berenang di tepi pantai pulau ini.
Andalan wisata pulau yang terletak di laut jawa jawa Kabupaten Indramayu Jawa Barat ini adalah keindahan alam bawah laut. Terumbu karang yang masih “perawan” menjadi daya tarik tersendiri bagi para diver. Aneka jenis terumbu karang dan ikan hidup di pulau ini.
Namun beberapa tahun terakhir ini, terumbu karang disini mulai terusik oleh nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan bom sehingga menyebabkan kerusakan parah. Namun demikian kondisi terumbu karang di pulau biawak masih jauh lebih baik dibandingkan 2 pulau lainnya yakni pulau gosong, dan pulau candikian.
Secara administratif pulau Biawak masuk ke Kecamatan Indramayu, dengan jarak sekitar 28 mil laut atau sekitar 40 kilometer dari pantai utara Tirtamaya Indramayu.
Satu lagi yang menjadi ciri khas selain biawak dan terumbu karangnya yang indah, adalah sebuah mercusuar yang berdiri kokoh. Konon mercusuar ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk mengawasi kapal yang lalu lalang di kepulauan tersebut serta memandu kapal-kapal besar maupun kecil. Mercusuar setinggi 65 meter ini dibangun oleh ZM Willem pada tahun 1872.
Jika biasanya badan mercusuar terbuat dari batu bata, mercusuar di Pulau Biawak ini terbuat dari besi yang sebagian sudah tampak berkarat. Badan mercusuar seolah dilindungi oleh besi-besi yang mirip jaring laba-laba, dimulai dari bagian kaki mercusuar, yaitu tempat pintu masuk berada, sampai puncak mercusuar, tempat lampu suar biasanya berputar menerangi perairan sekitar.
Aksi Peduli JD dan Pertamina
Sebagai bentuk kepedulian ekosistem bawah laut, tanggal 5-6 September lalu Jurnalis Diver Jakarta bekerja sama dengan Pertamina mengadakan kegiatan sosial berupa tanam 1000 terumbu karang di Pulau Biawak. Acara bertajuk “Peduli ekosistem Laut” ini diikuti 30 wartawan baik cetak, maupun elektronik yang tergabung dalam Jurnalis Diver Jakarta. Kebetulan, kilang minyak dan gas lepas pantai Pertamina (ONWJ, offshore north west Java) berada tak jauh dari lokasi tersebut.
Sebagai perusahaan migas plat merah, Pertamina berkewajiban melestarikan lingkungan di sekitar kilang. Dalam rangka itulah Pertamina terpanggil untuk aktif dalam kegiatan penanaman terumbu karang baru, untuk menggantikan terumbu karang yang rusak akibat berbagai aktifitas manusia, termasuk pengeboman ikan. Tak hanya menjadi sponsor, Pertamina juga mengirimkan para penyelam yang tergabung dalam Pertamina Diving Club (PDC).
Salah seorang anggota Jurnalis Diver (JD) yang juga Direktur PT Strategi Aliansi Komunika-Public Relations Consulting, Heru Pamuji mengatakan acara ini sangat bagus dan mulia, bukan sekedar menyelam namun menanam terumbu karang dan mencari dive spot baru.
“Acara semacam ini sangat bagus, bukan hanya sekedar menyelam, tapi rombongan jurnalis yang berjumlah sekitar 30 orang ini membawa misi mulia yakni menanam terumbu karang dan mencari dive spot baru”, ujarnya. RWD