Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan Operasi Pasar (OP) di Pasar Inpres Pasarminggu dan di permukiman warga di wilayah RW 02, 03, 09, dan 11, Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (21/2), setelah ramainya pemberitaan kenaikan harga beras yang mencapai 30%.Meski sejumlah pedagang, masyarakat, hingga perangkat RT/RW, dan lurah setempat, mengakui adanya kenaikan harga beras, namun kenaikannya hanya berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter, seperti yang disampaikan Rudi, pedang beras di Blok A Pasa Inpres, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Menurut Rudi, untuk beras premium, sebelumnya dijual Rp 9.000 per liter. Saat ini, harganya naik menjadi Rp 10.000 per liter, yakni naik sebesar Rp 1.000 per liter atau kenaikannya hanya naik 11,1%.
Keterangan senada juga disampaikan Ny Alan, pedagang beras di kawasan RT 01/03 Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan. Menurutnya, harga besar tidak melambung tinggi. Pasalnya, ia menjual beras jenis premium dari Rp 9.500 menjadi Rp 10.000 per liter. “Sama sekali tidak benar kenaikan sebesar 30% itu. Kabar dari mana itu?” ujarnya.
Menurutnya, harga beras memang mengalami kenaikan selama tiga bulan terakhir karena belum memasuki masa panen. Namun kenaikan tersebut masih dalam batas wajar dan bulan depan diperkirakan kembali berangsur turun, karena akan memasuki masa panen raya.
Warga merespon positif langkah Bulog melakukan OP, karena kualitas beras bulog cukup baik dan harganya relatif terjangkau, yakni Rp 7.400 per kilogram. “Saya sudah membuktikan sendiri, bahwa beras Bulog baik. Lihat saja warnanya putih dan bersih,” kata Sarmini, warga RT03/03 Kelurahan Manggarai.
Sementara Lurah Manggarai, Ismail Sumantri menyambut baik upaya Bulog di wilayahnya, karena sekitar 6.700 KK di Kelurahan Manggarai, menunggu OP tersebut. “Nyatanya, jika OP dilakukan, maka tak kurang dari satu jam, beras sudah habis terbagi,” ungkapnya.
Operasi Pasar di Pasar Minggu dan Manggarai, merupakan salah satu bagian upaya rutin Bulog, karena setiap harinya terdapat 66 titik yang menjadi target. Dari jumlah tersebut, 54 titik merupakan pemukiman warga dan 12 titik adalah pasar.
Untuk pemukiman, Bulog mendistribusikan rata-rata 1 ton beras kualitas medium dan 100 kilogram beras premium. Sedangkan di pasar, rata-rata 3 ton beras kualitas medium dan 300 kilogram beras premium yang harganya di bawah pasaran. Untuk beras medium seharga Rp 7.400 per kilogram dan premium Rp 9.000 per kilogram.
Menanggapi kabar kenaikan harga beras yang mencapai 30%, ekonom dari Universitas Indonesia, Prof Sulastri Surono, menilai kenaikan tidak sebesar itu. “Itu kabar bohong, di lapangan tidak setinggi itu,” tandasnya.
Sulastri pun mempertanyakan asal kabar tersebut dan mengimbau pemerintah dan masyarakat tidak terpancing, karena hanya akan menguntungkan orang-orang yang memang berupaya “memancing di air keruh”.
Menurutnya, isu tersebut tidak signifikan dan tidak terlalu berpengaruh, karena sebentar lagi akan memasuki panen raya. “Di lapangan menemui, bahwa kenaikan harga tidak setinggi itu. Jadi, biarkan saja, nanti juga akan reda dengan sendirinya,” tandasnya.
Sumber: Gatra.com