PRESENTER, pembaca berita, atau pembawa acara adalah orang yang berbicara langsung untuk menyampaikan informasi di depan umum. Cara bicara menjadi modal utama agar apa yang disampaikan diterima dengan baik oleh para pemirsa dalam public speaking.
Selain itu, setidaknya ada 2 kekuatan atau modal yang harus dibangun bila Anda ingin menjadi seorang presenter menurut Pakar Komunikasi Errol Jonathans dalam Pelatihan Public Speaking di Ruteng, Jumat (20/2/2015), yakni kualitas vokal dan teknik berbicara.
Modal Utama dalam Public Speaking
Berikut adalah dua modal utama yang perlu dimiliki dalam melakukan public speaking:
1. Vokal Diafragma
Kualitas vokal ditentukan oleh suara diafragma yang berasal dari perut, sehingga tidak membuat tenggorokan capek dan kering. Suara diafragma yang lantang dan teratur biasanya didapat dengan teknik senam dan humming.
Senam berfungsi untuk melenturkan bagian-bagian yang yang sering kita pakai untuk berbicara, misalnya mulut dan lidah. Suara diagframa ini pun dapat dilatih setiap hari.
Idealnya, untuk bisa memperoleh suara diafragma yang baik perlu melakukan senam dan humming setiap harinya selama 6 bulan. Kualitas diafragma yang baik dapat menentukan kemampuan public speaker dalam berbicara, dan ini adalah modal utama dalam public speaking.
2. Teknik Berbicara
Intonasi atau irama, aksentuasi atau penegasan kata, artikulasi atau kejelasan pengucapan, kecapatan, dan ritme (ketukan harus stabil) adalah modal penting juga dalam public speaking atau wicara di depan umum.
Tentang teknik bicara ini, terdapat beberapa hal yang penting diperhatikan, antara lain:
a. Intonasi ialah tekanan nada, jeda, dan tempo dalam mengucapkan kalimat. Jangan sampai seorang presenter terjebak pada bahaya monoton dan tidak memanfaatkan intonasi ketika berbicara.
b. Aksentuasi (pemberian penekanan kata pada kalimat tertentu). Penggunaan aksentuasi dapat berguna untuk menekankan kata yang menjadi kunci dalam sebuah informasi. Dengan adanya penekanan tertentu, audiens dapat lebih mudah mengerti mengenai informasi yang disampaikan.
c. Artikulasi atau kejelasan pengucapan. Dapat dilatih dengan senam mulut sebelum berbicara agar otot-otot di sekitar mulut tidak kaku.
d. Kecepatan. Dalam Bahasa Indonesia, kecepatan berbicara idealnya antara 120-140 kata/menit.
e. Ritme dan stabilitas ketukan tuturan. Seseorang mengalami hambatan dalam berbicara (lebih lambat dan sering memakai kata-kata “e” atau “umm” ) biasanya terjadi karena suplai informasi dari otak ke mulut terlambat. Presenter yang andal (ideal) adalah yang mahir memadukan logos (logika) dan phatos (emosi).
“Pada akhirnya target seorang public speaker adalah to educate (khalayak belajar). Ketika menyampaikannya dengan tepat maka akan membuat pendengar belajar dari apa yang kita sampaikan. Kedua to entertaint, karena banyak orang senang mendengarkan. Dan ketiga, to explain agar banyak orang mengerti apa yang kita sampaikan,” tegas Errol.
Jika kedua modal utama ini dimiliki oleh seorang public speaker, maka perhatian audiens akan tertuju padanya.