TREN penonton film nasional yang menurun sempat menimbulkan usulan dari beberapa filmmaker agar film impor dibatasi penayangannya. Namun menurut pihak lainnya, keputusan tersebut bukanlah solusi.
Minimnya jumlah penonton film nasional saat ini membuat prihatin banyak pihak. Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, buruknya kualitas film menjadi penyebab minimnya minat penonton film nasional. Untuk itu, ia mengatakan kunci utama untuk meningkatkan animo penonton film adalah kualitas.
“Jika film-film Indonesia yang diproduksi berkualitas, meski dari sisi kuantitas tidak terlampau banyak, namun bisa meningkatkan animo penonton,” kata pengusaha bioskop independen ini.
Djonny mengatakan bahwa industri film nasional pernah mengalami masa keemasan pada 2008. Pada tahun tersebut tercatat 30 juta penonton menyaksikan film nasional. Angka itu setara dengan 58 persen dari jumlah total penonton film, baik film nasional maupun film asing.
Baca Juga: Kuantitas Film Nasional Bertambah, Jumlah Penonton Cenderung Turun
Melesatnya animo penonton tak lepas dari film yang menurut Djoni berkualitas seperti ‘Ayat-ayat Cinta’ karya Chaerul Umam dan ‘Laskar Pelangi’ besutan sutradara Riri Riza. Film-film itu sendiri menyedot jutaan penonton.
Pria berambut putih yang sudah puluhan tahun menjadi pengusaha bioskop ini juga tidak setuju dengan wacana pembatasan film impor. Ia menilai bahwa baik film impor maupun nasional memeliki segmentasi penonton yang berbeda. Artinya penonton film impor tidak serta-merta beralih ke film nasional ketika film impor dilarang.
“Waktu Skyfall (film James Bond yang dibintangi Daniel Craig) main di daerah itu kurang bagus penontonnya, malah kalah sama film nasional,” kata Djoni.
Pembatasan film impor menurut Djonny juga akan berdampak buruk karena bisa menyuburkan pembajakan film. “Jika hal ini terjadi yang dirugikan bukan hanya pengusaha bioskop, namun juga pemerintah juga tak akan mendapat pemasukan melalui pajak film impor,” katanya.
Ketua Badan Perfilman Indonesia Kemala Atmodjo juga mengatakan bahwa satu-satunya cara agar penonton film nasional bertambah adalah perbaikan kualitas. “Nggak ada lain, kualitas,” ucapnya singkat.
Usulan untuk menambah layar bioskop di daerah juga tidak sepenuhnya bisa mengatasi masalah secara langsung. Apalagi penduduk di daerah memiliki daya beli yang tidak sama dengan penduduk kota besar.
Sumber: Detik.com