KEBERADAAN beras untuk rakyat miskin (raskin) dewasa ini masih dibutuhkan masyarakat. Meski, banyak anggapan bahwa kualitas raskin yang disalurkan Bulog kurang baik.
Namun, hal itu dibantah oleh pelaksana pendistribusian raskin di Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu, Ribut Riyadi. Menurutnya, raskin yang disalurkan Bulog cukup baik dan layak dikonsumsi.
“Secara umum masih baik. Tidak benar kalau ada (beras) yang berwarna hitam. Kalaupun sedikit berdebu saya kira wajar, karena beras tersebut memang disimpan di dalam gudang,” kata Ribut, Kamis (30/4/2015).
Dijelaskannya, jika memang kualitas raskin dianggap kurang bagus, tentu akan ada komplain dari masyarakat. Faktanya, hingga sekarang tidak pernah ada keluhan sama sekali.
Bahkan, kata dia, antusiasme warga miskin di Kelurahan Jawa sangat tinggi. Di mana warga selalu menunggu kedatangannya raskin, karena keberadaan raskin dianggap sangat membantu bagi keluarga miskin.
“Saya atas nama penerima raskin sangat berterima kasih kepada Bulog. Dengan adanya raskin, bisa mengurangi beban masyarakat miskin,” kata Ribut.
Adapun terkait data penerima raskin, dirinya menjamin bahwa selalu terjadi pemutakhiran data. Karena pendataan tersebut dilakukan langsung oleh RT yang bersangkutan, yang memang mengetahui kondisi masing-masing warga.
Kemudian dari tingkat RT, lanjut dia, data tersebut diteruskan verifikasi data di tingkat ke kelurahan. Dan setelah itu, data tersebut diteruskan kecamatan dan ke Bappeda. Dari sanalah kemudian data yang sudah diperbarui tersebut diberikan kepada Bulog.
“Jadi alhamdulillah, untuk masalah distribusi tidak ada masalah. Kecil kemungkinan, jika raskin diberikan kepada warga yang salah. Juga kecil kemungkinan, ada warga miskin yang tidak menerima,” kata Ribut.
Terkait kualitas raskin, kata dia, Bulog juga tidak akan tinggal diam. Kendati di lapangan masyarakat menilai bahwa kualitas sudah layak, namun upaya peningkatan kualitas terus dilakukan.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Jangkung Handoyo Mulyo mengatakan, Bulog tidak bisa disalahkan, terkait data yang dipakai saat ini, maupun rendahnya kualitas raskin.
Namun, diakuinya, perbaikan metode pemutakhiran data memang sangat penting. Sebab, menyangkut efektivitas penyaluran raskin itu sendiri. Menurut Handoyo, mekanisme perbaikan data seperti itu harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang ada demi menghindari adanya konflik kepentingan.
Sumber: okezone.com