Arus Liar yang berlokasi di Cikidang, Sukabumi menjadi pilihan Team Strategy PR untuk berwisata bersama. Wisata kali ini mengambil tema Wisata Adventure. Sengaja dipilih untuk memberi gairah dan memerciki semangat kru Strategy PR yang sudah jenuh dengan segala macam aktivitas rutin sehari-hari.
“Ada waktunya bekerja, ada pula waktu untuk menikmati hasil pekerjaan kita,”ungkap Dirut Strategy PR Ali Nurdin disambut tepuk tangan dan wajah sumringah teman-teman.
Wisata luar ruang ini bertema camping dan rafting. Hari pertama bermalam di tenda di bawah langit bertabur ribuan bintang dan sinar bulan. Menyusul hari kedua rafting menyusuri sungai Citarik sepanjang 9 kilometer meski arus air di bawah normal.
Berangkat dari Jakarta Senin (31/5/2015) siang pukul 13.30 wib menuju Sukabumi dengan 4 mobil. Rute yang kami lalui adalah tol Jagorawi, tol Ciawi, lalu ambil arah Sukabumi. Melewati Aryaduta Lido, Pabrik Aqua Cicurug, Pasar Parung Kuda, Pom Bensin Parung Kuda. Setelah melewati Resto bambu Kuring Belok kanan menuju Arus Liar “One Stop Adventure.”
26km Rute Menantang
Rute sepanjang 26 kilometer menuju Arus Liar menyuguhkan jalanan berkelok tajam plus tanjakan dan turunan yang curam, sehingga cukup memacu adrenalin. Meski jalanan sudah mulus beraspal, namun pengendara tetap harus waspada dan berhati-hati karena medan yang berkelok dan tanjakan yang tajam. Apalagi saat musim hujan jalanan terasa makin licin.
Pemandangan bukit nan hijau, kebun sawit, pohon karet, hingga hutan pinus tergelar sepanjang mata memandang selama perjalanan. Tanjakan dan kelokan jadi tak membosankan. Sayang saat kami melewati tempat ini hari sudah sore menjelang malam, sehingga tak cukup lama menikmati indahnya pemandangan.
5 jam berkendara, sampailah tim StrategyPR di lokasi Wisata Adventure Arus Liar. Waktu menunjukkan pukul 18.30 WIB. Biasanya perjalanan ke tempat ini hanya 3 jam. Akibat macet di Caringin hingga Cibadak karena perbaikan jalan dan jembatan, perjalanan jadi lebih lama.
Tiba di lokasi, tim StrategyPR langsung menuju ke Baleriung Camp. Kurang lebih 200 meter dari tempat parkiran mobil, dengan kontur jalanan naik turun tangga. Dibutuhkan kewaspadaan ekstra karena hujan mengguyur sepanjang perjalanan. Bahkan saat kami tiba di lokasi hujan belum reda hingga jalan dan anak tangga batu alam menjadi licin.
Enam tenda telah disiapkan untuk kami. Masing-masing tenda dilengkapi 4 kasur dengan bantal dan kantung tidur. Jadi tak perlu khawatir sakit pinggang karena kasurnya cukup empuk.
Setelah pembagian tenda selesai, kami langsung makan malam. Menu masakan khas sunda telah disiapkan untuk mengisi perut kami yang kosong sejak siang. Ikan bakar, telur balado, capcai, kerupuk, dan sambal terasi segera kami santap diiringi lantunan suara air hujan yang masih mengguyur area perkemahan.
Karoke di alam
Setelah perut terisi, acara berikutnya adalah ramah tamah. Panitia telah menyiapkan barbekyu seafood, dan jagung rebus yang siap menemani kami bergadang hingga pagi. Acara ramah tamah terasa makin seru saat beberapa teman menyumbangkan suara untuk bernyanyi. Mulai lagu pop jadul, pop kekinian, hingga dangdut.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 01.00 WIB, kantuk mulai menggelayuti teman-teman. Satu persatu teman-teman mulai meninggalkan tenda karoke menuju tenda masing-masing untuk melanjutkan mimpi bersama sang malam.
Hari Kedua
Cahaya hangat matahari menerobos melalui atas tenda yang sengaja dibuka sebagai ventilasi membangunkan kami yang asyik bermimpi. Saat keluar dari tenda udara segar pegunungan langsung membelai wajahku. Kuhirup dalam-dalam hingga terisi seluruh kantong paru-paruku. Jangan pernah melewatkan suasana pagi hari di tempat ini, Anda bisa rugi.
Udara pegunungan yang sejuk dapat kita hirup sepuasnya. Sinar matahari yang mengintip malu-malu dari balik pepohonan, serta burung-burung yang bersahutan bernyanyi, sungguh sebuah kesempatan yang langka tidak bisa kita jumpai di ibukota.
Pukul 07.30 teman-teman sudah bersiap dengan konstum Rafting, pelampung, helm dan dayung. Teman-teman terlihat sangat antusias dan tidak sabar. Setelah mendapat pengarahan dari instruktur, kami pun berangkat menuju lokasi start naik truk terbuka.
Belum mulai rafting, tapi adrenalin kami sudah menaik perlahan. Bagaimana tidak, perjalanan menuju ke lokasi sama menantangnya saat pertama datang ke Arus Liar. Tikungan tajam, tanjakan dan turunan yang curam sungguh membuat adrenalin berdesir. Apalagi kendaraan yang kami naiki adalah truk terbuka. Meski demikian, teman-teman justru terlihat bersemangat meski sesekali berteriak saat truk menanjak 45 derajat lalu turun tajam dan berkelok. Beberapa teman memilih duduk dan menutup mata.
15 menit perjalanan ekstrem kami lalui, sampailah di lokasi. 6 perahu dan 6 pemandu telah siap mengantar kami bertualang di Sungai Citarik. Sungai ini memiliki karakter yang cocok untuk arung jeram, arus deras dengan batu-batu besar yang menghiasi di sepanjang sungai. Saat menyusuri sungai, dapat kita lihat pemandangan hutan yang hijau di kanan kiri sungai. Tebing tinggi nan hijau pun dapat kita saksikan. Dan sesekali kita juga dapat melihat biawak berjemur di atas batu atau sedang berenang di samping perahu membuat petualangan di Sungai Citarik menjadi makin menarik.
Perjalanan kami berakhir setelah menempuh kurang lebih 2 jam. Es kelapa muda dan gorengan menjadi makanan penutup petualangan kami hari ini.
Pengalaman ini menjadi cerita menarik yang kami bawa kembali ke Jakarta. Meski lelah, namun kami semua bahagia. “Liburan yang menyenangkan” celetuk Cici. Sampai jumpa di liburan berikutnya.