Perkembangan sosial media yang demikian pesat dewasa ini telah mengubah segalanya serba digital tak terkecuali bidang kehumasan. Untuk mengadaptasi perubahan trend digital dalam dunia kehumasan & kompetisi global PERHUMAS Indonesia sebagai wadah profesi Humas kembali menggelar acara Coffee Morning dengan tema “PR and Social Media Trend 2016” Jumat (12/2/2016) di Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh berbagai praktisi baik Public Relations, Advertising, dan Marketing dari berbagai perusahaan.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah pimpinan perusahaan yang pakar di bidangnya seperti Shinta Dhanuwardoyo (CEO Bubu.com), Nukman Luthfie (CEO Jualio.com), dan Mr. Raymond Siva (CEO of Edelman Indonesia)
PERHUMAS Coffee Morning yang bertema “Public Relations and Sosial Media Trens 2016” ini memberikan pandangan mengenai bagaimana tren sosial digital media dapat memengaruhi bidang kehumasan. Tak cukup sampai disitu, praktisi humas pun harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengelola social media digital sehingga dapat memengaruhi bisnis dan brand dari perusahaan.
“Barangsiapa yang memposting berita yang sama di satu sosial media dengan sosial media yang lain dia adalah PR yang gagal! Think different. Be different”, tegas Nukman Luthfie
Dalam kesempatan yang sama Nukman juga menjelaskan bagiamana mengatasi komentar-komentar negatif di sosial media tentang brand atau perusahaan. Yakni dengan monitoring media dan kunci selanjutnya adalah dengan melibatkan sosial media.
“Yang pertama adalah Media monitoring is a must. Kedua. Social media engagement is key” terang Nukman.
Sementara Agung Laksamana, Ketua Umum BPP PERHUMAS dalam sambutannya menjelaskan,”Teknologi internet dan social media, menjadikan profesi PR menjadi profesi Global. Profesi ini menjadi profesi borderless yang diharapkan bisa memberikan output secara real time,”
Agung menambahkan, “Tantangan profesi Kehumasan atau Public Relations semakin besar di era digital dengan beragam alternatif media yang memungkinkan dialog setiap saat, bahkan 24/7. Era transparansi memungkinkan dialog publik melalui media interaktif digital dipantau oleh jutaan orang, bukan hanya di level nasional, tetapi juga global.
Konsekuensinya, para pimpinan di dunia bisnis dan sektor pemerintahan, serta pelaku PR perlu menyesuaikan gaya komunikasinya dengan perubahan tersebut untuk membangun kepercayaan dan reputasi. Hal ini menjadi tantangan dan kesempatan bagi praktisi PR ke depannya.” RWD
“