Produsen kendaraan PT Hyundai Mobil Indonesia memuji kehandalan bahan bakar Pertalite dibanding Premium, dengan kualitas lebih baik dan harga yang relatif terjangkau.
“Pada kendaraan bahan bakar ibarat air minum. Jika air minum baik dan sehat, tentu menyehatkan pula bagi tubuh. Begitu juga dengan Pertalite, sebagai bahan bakar jauh lebih menyehatkan dibandingkan Premium,” kata Presdir PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno dalam siaran pers di Batam, Rabu.
Dari berbagai laporan servis Hyundai, Mukiat mengaku ruang bakar kendaraan menjadi lebih baik bila menggunakan Pertalite dibanding Premium.
Dengan RON yang tinggi, kata dia, tidak ditemukan jelaga yang kerap dikeluhkan customer sebelumnya.
“Masukan dari bengkel, kustomer sudah tidak begitu komplain mengenai efek ‘mengelitik’ dan keluhan lain untuk Pertalite. Artinya, kualitas Pertalite memang bagus,” lanjut Mukiat.
Dengan keunggulan itu, Mukiat berharap, Pertamina bisa memperluas area distribusi Pertalite. Sebab, saat ini Pertalite hanya banyak ditemui di kota-kota besar, namun jarang di daerah.
Terpisah, pengamat otomotif Bebin Djuana menyatakan masyarakat kebanyakan hanya melihat keunggulan Pertalite dari sisi RON, RON Pertalite adalah 90-91 sedangkan Premium 88.
Itu lumrah, karena memang yang langsung dirasakan adalah tenaga mesin yang lebih besar dibanding memakai Premium.
Padahal, lanjutnya, seharusnya masyarakat tidak hanya melihat dari sisi RON, karena keunggulan Pertalite lebih dari itu.
“Bukan hanya dilihat dari (lebih sedikitnya) polusi yang dihasilkan, tetapi juga pembakaran yang lebih bersih sehingga untuk jangka panjang lebih sedikit menyisakan karbon dalam ruang pembakaran,” kata Bebin.
Ia menambahkan, penggunaan Pertalite memang membuat ruang bakar lebih bersih, berbeda jika kendaraan mempergunakan Premium.
Secara umum, kendaraan yang memakai Premium dalam 2-3 tahun sudah mulai ‘mengelitik’, terutama untuk kendaraan yang sehari-hari akrab dengan kemacetan.
Itu merupakan pertanda bahwa timbunan karbon yang cukup signifikan dalam ruang pembakaran.
Karena pembakaran yang lebih bersih itulah, Pertalite juga lebih unggul dibandingkan Premium untuk daerah dengan topografi menanjak dan menurun.
Kualitas pembakaran yang juga jauh lebih baik, berimbas juga pada peningkatan performa mesin.
“Hal ini cocok dipergunakan untuk menghadapi tanjakan, karena pada kondisi seperti itu dibutuhkan torsi yang mumpuni dari mesin,” kata dia.
Penggunaan Pertalite dinilai lebih ekonomis di berbagai medan di seluruh Indonesia.
Memang, lanjut Bebin, sampai saat ini belum ada perhitungan secara langsung mengenai penghematan antara penggunaan Pertalite dengan Premium. Namun setidaknya, itu bisa dilihat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan pengguna Premium, akibat kondisi ruang bakar yang penuh karbon.
“Untuk pekerjaan semi overhaul (membersihkan kerak sisa pembakaran), termasuk biaya termasuk suku cadang, berada pada kisaran Rp3-4juta,” lanjut Bebin
Sumber: antara.com