Dua hari lagi, tepatnya 29 Agustus 2019, film Gundala tayang di bioskop. Film ini diperkirakan akan meledak dan dipenuhi penonton di tanah Air. Film garapan sutradara kenamaan Joko Anwar tersebut dibintangi Abimana Aryasatya, Cecep Arif Rahman, Marissa Anita, Muzakki Ramdhan, dan Tara Basro.
Film yang diadaptasi dari komik Gundala Putra Petir tersebut memang pantas ditunggu. Gundala merupakan film Indonesia pertama dengan tata suara Dolby Atmos yang memiliki kualitas jauh lebih baik dibandingkan dengan Dolby biasa. Suara film pada Dolby biasa hanya dipecah menjadi lima atau tujuh bagian suara. Sementara dalam Dolby Atmos, suara akan dipecah menjadi 128 bagian suara dengan speaker yang berbeda.
Selain itu, apabila Dolby biasa hanya memasang 12 speaker dalam satu studio, untuk Dolby Atmos bisa menampung hingga 64 speaker. Dengan teknologi ini, penonton akan bisa mendengarkan suara film dengan lebih nyata dan lebih detail.
Kualitas film ini juga terbukti, ketika menjadi satu-satunya film Indonesia yang juga tampil pada penyelenggaraan Toronto Internasional Film Festival (TIFF) 2019, yang notabene merupakan salah satu festival film terbesar dunia. TIFF kali ini akan berlangsung 5-15 September mendatang di Toronto, Canada. Tiga kategori film yang akan diputar yaitu Discovery, Midnight Madness, dan Documentary.
Dalam akun instagramnya, Joko Anwar menuliskan bahwa Gundala masuk daftar film di salah satu festival sangat bergengsi dan selektif itu. Dia juga menyatakan bahwa beberapa film lain yang lolos termasuk Joker (sutradara Todd Phillips), Knives Out (Rian Johnson), First Love (Takashi Miike), dan Radioactive (Marjane Satrapi). “Makasih dukungannya selama ini, teman-teman! Congrats all Gundala Team!” tulis Joko Anwar.
Gundala bercerita tentang peneliti jenius bernama Sancaka yang menemukan serum anti petir. Sancaka yang tenggelam dalam ambisi dan penelitiannya sampai melupakan ulang tahun kekasihnya, Minarti, yang kemudian mengakhiri hubungan keduanya. Sancaka yang patah hati berlari ke tengah hujan dan disambar petir. Dalam keadaan koma, dia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain dan diangkat anak oleh Penguasa Kerajaan Petir, Kaisar Kronz, sekaligus diberkahi dengan kekuatan super yaitu bisa memancarkan gledek dari telapak tangannya.
Tidak hanya itu. Raja Taifun dari Kerajaan Bayu turut memberinya kekuatan lari secepat angin. Sejak saat itu, Sancaka tampil sebagai jagoan yang menumpas kejahatan di banyak tempat dengan kostum hitam ketat dan cawat merah. Wajahnya tertutup topeng, hanya tampak mata dan mulut, dengan sisi topeng terdapat hiasan seperti sayap burung. (*/berbagai sumber)