Meski belum tayang di bioskop, film Joker sudah tayang lebih dulu di Venice Film Festival, Italia, Sabtu (31/8) kemarin. Film yang disutradarai Todd Phillips itu mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya kritikus.
Mayoritas kritikus memuji film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix ini. Mulai dari cerita yang gelap serta menegangkan, sampai film yang menjadi studi karakter karena menampilkan karakter yang mengidap penyakit mental.
Kritikus dari Variety, Owen Gleiberman, menilai Joker berhasil mengisahkan asal usul Joker seperti belum pernah diceritakan sebelumnya. Padahal sebelumnya karakter Joker sudah diceritakan beberapa kali lewat berbagai film Batman.
“Kami merasakan sensasi yang gila ketika Arthur, setelah keluar dari emosinya, muncul dengan rias yang urakan dengan rambut hijau, rompi oranye dan setelan jas berwarna merah,” kata Gleiberman seperti dilansir Variety.
Begitu pula Davie Ehrlich dari IndieWire. Ia menilai Joker adalah penemuan kembali film pahlawan super sejak trilogi The Dark Knight (2005-2012).
Trilogi The Dark Knight mengisahkan pahlawan super Batman yang memiliki nama asli Bruce Wayne. Trilogi ini disutradarai Christoper Nolan dan disebut sebagai salah satu film pahlawan super terbaik.
Kemudian Brandon Davis menilai bahwa Joker tidak seperti film pahlawan super kebanyakan dan merupakan karya yang luar biasa. Film ini terasa gelap, menegangkan dan mengerikan.
“Film ini benar-benar melampaui film-film lain (yang diadaptasi) dari komik dan menjadi film tentang studi karakter yang akan membuat penonton tidak nyaman dengan cara yang liar 10/10,” tulis Davis lewat akun twitter.
Serupa dengan Davis, Sean Gerber memberikan penjelasan yang tidak jauh berbeda. Menurutnya Joker adalah film luar biasa dengan sajian studi karakter yang menakutkan.
“Joaquin Phoenix akan menghantui kalian dengan penampilannya selama bertahun-tahun, membuat kalian melihat dan merasakan kegelapan dalam film Joker dari kepala sampai kaki,” tulis Gerber.