Sama halnya dengan marketing sebuah perusahaan besar maupun kecil, media sosial juga membutuhkan strategi marketing yang intensif dan terukur. Karena sering dianggap remeh, banyak yang membuat kesalahan-kesalahan umum dalam social media marketing.
Social media marketing bukan hanya sekadar mengatur jalannya sebuah akun media sosial hanya sekadar memposting atau membuat caption saja. Kenyataannya, social media marketing jauh lebih kompleks dari itu.
Berikut adalah 5 kesalahan fatal yang kerap dilakukan dalam social media marketing:
1. Tidak ada social media strategy
Kesalahan ini seringkali terjadi di bisnis skala kecil dan menengah. Tidak adanya strategi membuat media sosial dijalankan tanpa arah dan bergerak tanpa tujuan yang jelas. Coba gunakan struktur SOSTAC yang dibuat oleh PR Smith untuk membantu Anda dalam menyusun strategi. SOSTAC merupakan akronim dari Situation analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Action, Control, dan telah dipilih sebagai salah satu dari Top 3 Model Marketing di dunia.
2. Tidak paham audience
Mengenali brand berarti mengenali target audience. Sebelum mengelola sebuah media sosial, penting sekali untuk memahami audience dari bisnis atau usaha tersebut. Apakah perempuan atau laki-laki? Bagaimana dengan umurnya? Apakah mayoritas tinggal di ibukota atau berada di skala internasional? Dengan mengenali audience, tentu pembuatan konten dan strategi yang dijalankan akan lebih tepat sasaran.
3. Tidak pakai customer service
Ingat, bagian terpenting dari sebuah media sosial adalah conversation atau percakapan. Sebuah akun media sosial yang memiliki konten berkualitas akan menjadi sia-sia jika komentar yang diberikan oleh audience tidak ditanggapi dengan baik. Selain itu, aspek ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan tanggapan dari audience, apakah mereka puas atau tidak dengan bisnis yang dijalankan.
4. Tidak ada tim yang menangani media sosial secara khusus
Dalam menangani social media marketing, setidaknya dibutuhkan 3 anggota tim: admin, content creator, dan strategist. Ketiga anggota ini memiliki spesialisasinya di bidang masing-masing, di mana admin melaksanakan tugas yang sifatnya mengeksekusi, mulai dari posting foto, membalas komentar, hingga memasang iklan di jaringan media sosial. Sedangkan content creator bertugas untuk membuat konten yang sesuai dengan audience, baik itu berupa foto, video, ataupun tulisan. Lain halnya dengan strategist yang berfungsi sebagai planner, serta menganalisa sistem pasar.
5. Tidak pasang tracker
Konten yang telah dipublikasikan akan menjadi sia-sia jika tidak dipasang tracker. Tracker merupakan alat untuk mengukur Key Performance Indicator (KPI) yang berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan sebuah media sosial dalam mencapai tujuan. Dengan memasang tracker, Anda dapat mengetahui berapa banyak yang klik, siapa yang klik, menggunakan gadget apa, dan masih banyak lagi.
Berikut adalah 5 kesalahan yang kerap dilakukan dalam social media marketing. Di sinilah peran bagi PR Agency dalam membantu Anda menangani masalah tersebut.