Apa saja keahlian yang harus dimiliki pekerja Public Relation?
Peran Public Relations sebagai jembatan antara perusahaan dengan masyarakat membuka lebar peluang untuk bertemu dengan banyak orang, termasuk dengan orang-orang penting di dunia kerja. Oleh karena itu, terdapat beberapa keahlian yang wajib dikuasai oleh seorang PR.
Seorang PR tidak hanya dituntut untuk menulis siaran pers yang baik, tapi juga keterampilan lainnya. Terutama di era digital ini, di mana seorang PR harus mampu beradaptasi dengan berbagai platform media sosial. Mulai dari keterampilan untuk melacak ribuan atau jutaan berita yang di-share melalui media online, hingga kreativitas untuk membangun ide-ide yang akan disebarluaskan.
Cassie Boorn, spesialis media sosial dan staf PR yang telah membangun program-program digital untuk banyak perusahaan besar yang pernah dimuat di majalah Fortune, memaparkan ketrampilan yang dibutuhkan agar seorang publicist mampu bertahan dalam era digital seperti sekarang.
1. Membangun Jaringan
Tugas seorang staf PR di antaranya adalah menggelar acara jamuan makan atau media gathering yang mengesankan. Inti dari aktivitas ini adalah bagaimana berhubungan dengan orang lain, membangun jaringan yang kelak dapat bermanfaat satu sama lain. Misalnya, berhubungan dengan awak media. Baik media maupun staf PR dari sebuah perusahaan memiliki posisi yang setara dan saling membutuhkan.
Ketika media membutuhkan informasi langsung dari CEO sebuah perusahaan, PR lah yang menjadi penghubungnya. Sebaliknya, PR juga membutuhkan media untuk menyampaikan pesan-pesan dari perusahaan yang diwakilinya. Selain menggunakan e-mail, instant messenger juga menjadi sarana paling mudah dan cepat untuk berhubungan dan berjejaring dengan mereka.
2. Monitor Pemberitaan
Salah satu tugas penting dari staf PR adalah memastikan bahwa pesan-pesan dari perusahaan sampai ke media. Namun, ketika berita sudah ditayangkan, pekerjaan Anda belum selesai. Anda perlu mendorong agar kunjungan ke media, atau situs perusahaan Anda sendiri meningkat, memastikan bahwa berita atau kontennya dibaca secara meluas, atau memilih media yang perlu Anda prioritaskan.
Mengelola situs menjadi satu-satunya cara Anda untuk memahami proses penulisan berita, bagaimana editornya mengelola jadwal kegiatannya, dan apa yang perlu Anda sampaikan agar media mau menulis tentang perusahaan Anda. Anda juga perlu memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan berita-berita dari perusahaan. Bagikan juga berita-berita dari media online ke media sosial perusahaan Anda.
3. Berteman dengan Orang penting
Wartawan atau blogger adalah pihak yang paling berpengaruh dalam menyebarluaskan berita. Mereka menjadi orang-orang yang diandalkan para staf PR, terutama mereka yang mampu menghasilkan berita yang obyektif dan bermanfaat bagi perusahaan maupun masyarakat sebagai sasarannya.
Untuk itu, staf PR harus terus membina pertemanan secara profesional dengan awak media maupun blogger. Jangan hanya mengontak wartawan atau blogger ketika Anda butuh mereka untuk memberitakan kampanye tertentu dari perusahaan Anda. Kirimkan ucapan selamat ketika mereka berulang tahun, mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, atau ketika tertimpa kemalangan. Ajak mereka untuk ngopi-ngopi secara informal, tanpa membahas urusan pekerjaan.
4. Lincah dalam Googling Berita
Media online bisa menayangkan berita Anda dengan lebih cepat, namun karena jumlahnya semakin banyak terkadang Anda jadi kesulitan melacaknya. Maka, sering-seringlah belajar googling berita mereka. Jangan malas, dan hanya mendesak si penulis mengirimkan link beritanya untuk Anda.
Anda hanya perlu menanyakan keyword judul berita dan nama medianya, dan bisa dengan mudah menemukan berita-berita tersebut. Mesin pencari juga tidak hanya bermanfaat untuk mencari berita dari media, tetapi juga menemukan ide untuk kampanye perusahaan Anda berikutnya, detail mengenai kompetitor dari klien Anda, statistik, hingga gambaran mengenai tren yang baru. Jika sudah menguasai hal ini, Anda bisa menaklukkan semuanya.
5. Memilah Materi untuk Pers
Nah, ini yang paling penting. Online influencer seperti blogger dan editor media online menjadi sangat berpengaruh karena mereka telah menyebarluaskan berita secara online. Mereka jeli menangkap apa saja yang tampak menarik untuk diberitakan, meskipun kadang-kadang bukan sesuatu yang ingin Anda tekankan dalam pesan-pesan perusahaan Anda.
Kirimkan kisah-kisah menarik dari perusahaan Anda, berkaitan dengan produk atau interaksi Anda dengan masyarakat. Berikan kontak ke direktur atau CEO perusahaan jika wartawan ingin mengonfirmasi atau meminta penjelasan lebih detail mengenai pesan-pesan yang Anda sampaikan. Menghalang-halangi niat tersebut kadang hanya akan membuat pemberitaan mereka kurang akurat.
6. Komunikasi Interpersonal
Kedudukan seorang PR yang berada di garda terdepan sebuah perusahaan membuatnya wajib memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam hubungan interpersonal atau antarpribadi. Karena tanggung jawab utama seorang PR adalah membentuk dan menjaga citra positif perusahaan, maka yang dibutuhkan darinya bukan hanya sekadar kemampuan berkomunikasi seperti dalam kehidupan sehari-hari. Perusahaan membutuhkan sosok PR yang juga mengetahui cara untuk melakukan lobi dan negosiasi.
7. Kemampuan Kepemimpinan
Menjadi seorang PR memiliki tuntutan dan kemampuan mengantisipasi suatu masalah baik di dalam organisasi maupun di luar. Hal ini juga termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya sampai selesai, termasuk perincian anggarannya hingga evaluasi terhadap kegiatan tersebut. PR diharapkan mampu mengorganisasikan berbagai macam kegiatan kehumasan. Profesi sebagai PR menuntut pekerja di bidang tersebut harus mampu berpikir jernih serta objektif.
8. Memiliki Integritas dan Jujur
Profesi sebagai seorang PR harus memiliki kepribadian yang utuh dan jujur serta memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain. Hal ini wajar mengingat sebagai seorang PR akan menjadi sumber berita bagi pers atau media massa, sehingga informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya dan memiliki nilai berita yang tinggi. Yang tak kalah penting, dalam melakukan kegiatan PR harus selalu menerapkan etika profesi PR yang berlaku. Tak lain agar tidak menimbulkan misinformasi dan miskomunikasi.