“MEREK kami sudah global kok, jadi sepertinya tidak menggunakan media sosial dengan maksimalpun tidak mengapa.”
“Perusahaan kami hanya perusahaan lokal, jadi untuk apa menggunakan media sosial.”
Jika Anda adalah orang yang mengamini salah satu pernyataan di atas, maka lebih baik ubahlah pola pikir Anda tersebut sebelum terlambat. Kini waktunya Anda memahami manfaat penting media sosial dan bagaimana memanfaatkannya secara maksimal.
Sebagai informasi kecil, fungsi media sosial adalah untuk lebih mendekatkan produk/jasa kepada khalayak, baik bagi mereka yang sudah mengenal produk/jasa Anda, maupun mereka yang belum mengetahuinya sama sekali.
Menurut PR News, konten adalah kunci dari media sosial yang baik. Kendati begitu, ternyata masih banyak yang sulit untuk memahaminya.
Hal ini terjadi terutama di Twitter, di mana sebagian user-nya didominasi oleh kalangan milenial 20-35 tahun. Fakta ini tentu menjadikan Twitter memiliki karakteristik yang berbeda dengan media sosial lain, seperti Facebook dan Instagram.
Dengan strategi posting di Twitter yang tepat, maka pertumbuhan jumlah followers, engagement, retweet dan likes bisa dengan mudah didapatkan oleh Anda.
Jana Telfer, associate director for communication science for the National Center for Environmental Health CDC, rela berbagi tips, bagaimana CDC memanfaatkan konten di Twitter.
1. Waktu postingan
Telfer menjelaskan, waktu nge-tweet bisa berbeda-beda, tergantung kebutuhan perusahaan dan fungsinya untuk khalayak. Tapi biasanya, program kesehatan environmental health milik CDC, memposting rata-rata 3 tweet per hari.
Postingan yang terlalu banyak justu dinilai sangat mengganggu oleh para followers, kecuali bila memang ada kejadian tertentu. Jika Anda nge-tweet terlalu banyak, ada kemungkinan tweet-tweet Anda terkesan tidak menarik lagi, bahkan mungkin ada yang meng-unfollow.
“Ketika peristiwa seperti badai Sandy terjadi, kita mem-posting lebih sering dan mengikuti perkembangan dari kejadian tersebut. Sebaliknya, saat ada tragedi nasional, kita (hanya) mengirimkan pesan empati, dan berhenti posting sejenak, yakni dalam kurun waktu 24 jam,” ucap Telfer.
Strategi posting di Twitter akan berbeda dengan platform lain, seperti Instagram, karena Twitter mengedepankan tulisan dengan karakter terbatas sebagai konten utamanya. Berbeda dengan Instagram yang lebih menekankan pada aspek visual/gambar.
2. Don’t do this
Sama seperti media lain, Anda juga perlu fokus kepada audiens. Menghubungkan identitas merek dengan tren yang muncul akan sangat disarankan. Kecuali bila Anda artis ternama yang memang kesehariannya selalu ingin diketahui oleh publik.
Intinya adalah,
– Jangan buat tweet konstan yang hanya berisi informasi perusahaan. Coba untuk pikirkan konten yang menarik bagi audiens.
– Pikirkan manfaat untuk audiens.
– Jangan buat followers Anda bosan.
Terapkan strategi posting di Twitter ini secara konstan. Jangan lupa juga untuk melakukan review di setiap akhir bulan dan tanyakan diri Anda kembali: strategi mana yang paling memiliki dampak untuk merek Anda? Strategi mana yang tidak berefek sama sekali?
Menumbuhkan jumlah followers dan engagement secara organik membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Selain strategi-strategi di atas, kesabaran juga memiliki peran yang cukup penting.